Kamis, 31 Desember 2015

pengorganisasian informasi dalam pemeriksaan




Pengorganisasian Informasi
Banyaknya informasi dan dokumen yang dikumpulkan selama berlangsungnya pemeriksaan kecurangan mengharuskan seorang pemeriksa fraud membuat perencanaan yang baik di awal pemeriksaan. Pengorganisasian informasi harus direncanakan untuk memudahkan proses pemeriksaan. Penyajian informasi dapat dilakukan dengan dua cara yakni secara kronologis (chronological order) atau per transaksi (by transaction).
1. Urutan Kronologis (Chronological Order)
Melalui metode ini fakta disajikan sesuai dengan urutan pengungkapannya. Informasi akan disajikan mulai dari bagaimana kasus yang diperiksa pertama kali diidentifikasi misalnya melalui pengaduan. Kemudian selanjutnya informasi disajikan mengikuti setiap tahap kemajuan pemeriksaan.
Penyajian informasi yang diperoleh dari tiap saksi sebaiknya dalam urutan kronologis. Misalnya sajikan informasi dan pertama kali saksi mengenal target yang dituju, kemudian berlanjut ke kejadian-kejadian yang terkait dengan pemeriksaan.
Urutan per Transaksi (By Transaction)
Jika terdapat berbagai dokumen yang mendukung bebetapa kejadian kecurangan, sajikan informasi ini berdasarkan penggolongan transaksi individual. Contohnya, dalam suatu kasus kecurangan yang melibatkan enam kejadian penggelapan yang berbeda, dokumen dan hasil interview yang teikait akan lebih dimengerti jika disajikan per kejadian penggelapan. Hal ini yang disebut penyajian per transaksi.

Tidak ada komentar: